Review Film Psikologi Hari Ini: Inside Out 2, Pubertas Riley hingga Anxiety Attack! (2024)
SPOILER ALERT! Buat yang belum nonton, harap nonton dulu. Nanti bisa balik kesini lagi!
Baru nonton film Inside Out 2, dan so far sebagai orang yang mempelajari ilmu psikologi, aku sangat puas dengan visual dan juga ceritanya. Kalau aku jadi dosen, mungkin aku akan mempertontonkan film ini ke mahasiswa ketika mempelajari bab mengenai emosi manusia. Mudah dicerna!
Aku sudah jatuh cinta banget sama film Inside Out pertama, sehingga aku harus banget nonton yang kedua ini. First of all, aku gak akan me-review tentang entahlah visual, alur, grafis, atau apapun yang berhubungan dengan pembuatan animasi film. Seperti biasa, yang aku review adalah ilmu psikologi yang bisa diterapkan pada film dan dipetik oleh penonton. Oke, here we go untuk review-nya!
Pulau pertemanan letaknya jauh di depan membelakangi pulau keluarga
Masih ingat ketika Joy menunjukkan letak pulau keluarga kepada Sadness? Mereka bahkan sampai pakai bantuan teropong, saking mungilnya pulau itu. Sejak kapan dan bagaimana bisa pulau keluarga itu kian menjauh ke belakang? Pulau keluarga bahkan tertutupi dengan pulau yang didominasi dengan bintang, berbagai dekorasi perempuan, dengan warna-warna meriah ala anak muda. Itu adalah pulau pertemanan milik Riley. Ada apa sebenarnya?
Di fase remaja, memang pertemanan itu kesannya menjadi dominan dalam dunia mereka. Pada masa ini, pertemanan adalah segala-galanya. Para remaja itu gak akan ragu melakukan sesuatu demi mempertahankan pertemanannya.
![]() |
Erik Erikson (sumber: logosconsulting.co.id) |
Psikolog Jerman, Erik Erikson, mengembangkan sebuah teori perkembangan psiko-sosial, yaitu sebuah teori dimana individu memiliki tugas tertentu pada tiap periode usianya untuk memenuhi keperluan dan tuntutan masyarakat (sosial). Dalam mencapai tugas tersebut, individu gak jarang akan dihadapkan dalam sebuah konflik. Apabila individu berhasil menghadapi dan mencapai ekspektasi tersebut, maka individu tersebut memiliki perkembangan sosial yang normal. Jika tidak tercapai atau mungkin tahapannya terlalu cepat terlewati bahkan sebelum tugasnya berhasil diselesaikan, biasanya mereka akan mengalami regresi atau kemunduran. Biar lebih jelas, ini tabelnya!
![]() |
Gambarnya agak gak jelas (sumber: logosconsulting.co.id) |
Bisa dilihat di tabel, di film tersebut usia Riley kalau gak salah adalah 13 tahun (bener gak ya?) dan saat ini dirinya berada pada tahap adolescene (remaja) dengan konflik dasarnya yaitu Identity vs Role Confusion (12-18 Tahun). Berdasarkan keterangan, maka pada tahap ini remaja sedang bereksperimen dengan dirinya, dan mengembangkan identitas serta perannya dalam masyarakat. Mereka sedang mencari jati dirinya, mengidentifikasi siapakah mereka dalam masyarakat, kemanakah aku pergi, apa minatku? dan lain sebagainya. Gak heran kalau pada tahap ini, remaja kerap terlihat ikut-ikutan dan gak konsisten, karena memang mereka lagi eksplorasi. Lagi suka coba-coba berbagai hal, tanpa peduli hal itu positif atau negatif. Pengaruh teman akan sangat besar disini, sebesar pentingnya penerimaan remaja dalam hubungan pertemanannya. Jika mereka berhasil mengatasi konflik tersebut, maka mereka akan punya sense of self yang kuat, dimana remaja mampu mengidentifikasi diri dengan nilai dan ideologi yang dia anut, plus pertemanan sehat yang dimilikinya.
Alasan lainnya adalah tentu karena mayoritas waktu mereka dihabiskan di tempat mereka bertemu dan beraktivitas, yaitu di sekolah. Sekolah juga menjadi kelompok sosial terkecil kedua setelah keluarga, yang merupakan skala kecil yang merepresentasikan keberagaman individu di dalam masyarakat yang sebenarnya. Selain itu, kini keluarga bukan menjadi satu-satunya tempat untuk mereka mendapat kasih sayang dan penerimaan. Remaja juga bisa mendapatkan kasih sayang, perhatian, serta penerimaan dari kawan-kawannya itu. Pertemanan ini krusial banget, karena kalau sampai salah pergaulan akan sangat membahayakan!
Bukan berarti keluarga jadi gak penting, sih. Akan tetapi agak kegeser ke belakang sedikit! hehehe. Itu sebabnya dalam ilmu parenting, ketika orangtua memiliki remaja, akan lebih baik jika orang tua mampu memposisikan diri sebagai sahabat anak. Bukan hanya sekedar memberikan izin ya-tidak, namun juga membuka diskusi mengenai alasan-alasan dibaliknya. Ini adalah momen yang pas untuk mengajari para remaja berpikir kritis akan konsekuensi dalam setiap langkah yang diambilnya kelak.
Denial milik Riley
Ketika Joy dan kawan-kawan dibawa ke penjara, mereka bertemu dengan para tahanan di dalamnya. Aku sebenarnya sudah menduga, pasti yang ada di dalamnya merupakan hal-hal yang dipendam ataupun disembunyikan oleh Riley. Benar saja, para penghuni tersebut adalah para denial alias penyangkalan. Ini berarti Riley sedang memendam rapat-rapat bahwa dirinya (yang sejujurnya) masih menyukai acara TV atau serial masa kecilnya, pun dengan rasa tertarik Riley dengan tokoh cowok keren dalam video game. Kenapa mereka dipenjara? Sepertinya karena mereka memaksa untuk menyeruak ke permukaan, dikala pada kenyataannya situasinya gak pas untuk mengakui kalau Riley menyukai mereka. Bagi anak remaja, akan terasa memalukan ketika kamu masih suka dengan karakter fiksi di game, apalagi serial TV macam Dora The Explorer gitu.
![]() |
Pouchy, animasi 2D pertama Pixar (sumber: indiewire.com) |
Denial itu sebenarnya adalah salah satu mekanisme pertahanan diri untuk menolak atau menyangkal suatu realita atau fakta pada situasi tertentu, yang bertujuan untuk mencegah perasaan cemas. Ini adalah hal yang dilakukan seseorang untuk mengatasi perasaan menyedihkan tanpa harus menerima konsekuensinya. Seperti halnya Riley yang berpura-pura gak menyukai band favoritnya, karena teman-temannya di Firehawks merasa bahwa band tersebut so yesterday banget. Riley berpikir kalau teman-temannya mungkin akan menghindarinya dan menganggapnya gak gaul. Jadi, daripada harus mengakui kalau suka dan menerima konsekuensi tersebut, Riley akhirnya menyangkal.
Hal ini memang mengurangi perasaan cemas jangka pendek, namun tidak dengan jangka panjang. Andaikan misalnya momen dimana Riley nonton konser band favoritnya, kemudian terpergok oleh salah satu teman Firehawks. Selain dicap gak gaul, bisa jadi mereka menganggap Riley pembohong. Pada akhirnya hal ini bisa saja membuat Riley merasa bersalah.
Kita masing-masing pasti memiliki dark secret yang gak kita bagikan kepada orang lain. Dark secret gak harus yang negatif dan berbahaya macam kamu sudah membunuh orang, namun bisa jadi itu adalah hal yang memalukan juga. Para tahanan ini berbeda dengan emosi dan memori yang terbuang jauh di sudut pikiran. Mereka bukan dilupakan, namun disembunyikan. Ada suatu situasi dimana pemiliknya (dalam hal ini Riley) bisa 'melepaskan' mereka sesaat. Contoh misal lagi sendirian di rumah, main game sambil mengecup poster tokoh video itu. Denial yang semacam ini gak membahayakan sebenernya. Jadi, kalaupun dibiarkan secret juga gak apa-apa.
Namun kalau denial ini sudah dibalut dengan kebohongan, maka ini yang bermasalah. Contohnya ketika kamu gak mau mengakui kesalahan. Bisa juga ketika kamu menyangkal hal yang sangat pakem dalam dirimu, misalnya menyangkal prinsip hidupmu sendiri. Contoh lainnya adalah kamu tahu kalau mencuri itu gak diperbolehkan, namun kamu tetap nekat dan berpikir bahwa tindakanmu akan dilegalkan kalau kamu menuduh orang lain yang menyuruhmu. Atau kamu menjawab iya, ketika orang bertanya mengenai apakah kamu menikmati aktivitas pencurian ini, ketika kamu sebenarnya punya value bahwa mencuri itu gak baik.
Kesalahan Joy
Sama seperti Anxiety, ternyata Joy itu kalau dipikir-pikir dulunya turut mengatur atau menentukan respon Riley. Gak hanya itu, Joy juga bertugas "menyingkirkan" memori-memori yang kurang berkesan bagus Riley melalui sebuah mesin berbentuk tabung yang membuang bola memori ke tempat yang antah berantah. Sudut antah berantah, atau kalau di film disebut sudut pikiran (kalau gak salah), itu adalah visualisasi dari relung terdalam pikiran dan perasaan manusia. Disanalah Joy membuang emosi-emosi yang negatif bagi Riley, menurutnya. Salah satu isinya adalah memori tentang kesalahan yang dilakukan Riley, seperti ketika dia melakukan kesalahan saat main ice hockey atau saat nilainya jelek. Sementara sisanya akan disimpan ke dalam sebuah gua berwarna kebiruan yang disebut sebagai core aatau sudut kepercayaan. Memori indah nan berkesan yang diapungkan kesini, yang akan memperkuat kepercayaan Riley.
Bisa dibilang, itu adalah kumpulan memori serta emosi yang sengaja ditekan dan dipendam oleh Riley. Memori dan emosi tersebut mengendap dan menumpuk begitu banyak tanpa disadari oleh pemiliknya. Joy sampai kaget dan baru menyadari bahwa tumpukan emosi yang "dibuangnya" sudah semenggunung itu!
Padahal sebenarnya memori dan emosi negatif itu bisa menjadi bagian dari terbentuknya jati diri Riley. Dari sanalah Riley bisa belajar, misalnya untuk menghadapi suatu situasi dengan respon yang pas. Begitupun value mengenai benar dan salah. Terbukti, setelah semua emosi yang terpendam ikut masuk ke ruang keyakinan gara-gara di bom pakai dinamit, jati diri Riley yang baru mengatakan "aku adalah pemenang, tapi aku juga merasakan takut", pun ketika Riley akhirnya jujur pada teman-temannya mengenai emosi yang dirasakannya sesaat setelah mereka mengatakan bahwa gak akan masuk SMA yang sama dengan Riley (yang saat itu dipendamnya).
Emosi negatif atau setidaknya, yang gak mengenakkan, gak harus dipaksa untuk berhenti atau diredam. Justru akan lebih baik kalau disalurkan dengan cara yang positif, bisa disampaikan (seperti ketika Riley minta maaf kepada teman-temannya) atau melalui cara lain seperti menuliskannya.
Overthiking bikin gak bisa tidur
Terdapat adegan dimana anxiety menjadi komando untuk para pegawai di pulau tidur untuk membuat backup plan, mengenai cara supaya Riley bisa masuk Firehawks. Adegan ini memvisualkan keadaan otak yang sedang memikirkan banyak hal, yang dimotori oleh Anxiety. Anxiety sibuk mencari cara untuk meloloskan Riley dalam ujian tersebut, tentu dengan cara-cara negatif yang gak terpikirkan sebelumnya. Betapa sibuk mereka mencari ide, gagal, ditolak, mencari ide lagi, dan berusaha sekeras mungkin memunculkan ide. Hal ini menyebabkan Riley jadi gak bisa tidur dengan nyenyak. Buat kamu yang overthinking, pasti juga merasa otot jadi lebih tegang sehingga sulit untuk tidur, bukan?
Adegan tersebut terselamatkan oleh kedatangan Joy dan teman-temannya yang mencoba mengganti pikiran Riley dengan hal-hal menyenangkan, seperti ingatan ketika Riley menggendong kucing. Akhirnya Riley pun sukses untuk tidur. Buat kamu yang sulit tidur, coba untuk relaksasi dengan cara mengatur pernafasan sekaligus membayangkan hal-hal positif yang telah kamu lakukan selama ini. Pikiran positif tersebut akan memberikan rasa tenang dan rileks pada tubuhmu, sehingga memudahkan kamu untuk bisa tidur.
Berjemur matahari ketika kamu sedang sedih
Ternyata benar, sinar matahari pagi (pokoknya dibawah jam 10) itu sangat baik untuk kesehatan fisik sekaligus kesehatan mental. Sinar matahari akan memancing emosi positif untuk keluar dan memenuhi tubuhmu. Seperti halnya ketika muncul sinar-sinar kecil warna kuning di ruang konsol, sesaat setelah badai anxiety melanda Riley. Jadi kalau kamu lagi sedih, keluar rumah, cari sinar matahari, menghadaplah ke arahnya sambil mengatur nafas. Rasakan cahaya hangatnya menyentuh kulitmu. Kamu juga bisa menyempatkan diri untuk berjalan-jalan ke taman ketika sedang sedih. Melihat tumbuhan hijau juga diyakini sangat bagus untuk kesehatan mentalmu.
Riley mengalami anxiety attack
Ketika Riley harus berhenti sesaat, mendadak kecemasannya meningkat (tentu saja karena ini ulah si emosi panik dalam kepala Riley). Hal ini membuat Riley mendadak berkeringat, sesak nafas, hingga jantung berdebar-debar. Yup, Riley mengalami anxiety attack.
Anxiety attack difefinisikan sebagai kecemasan yang berangsur-angsur meningkat dan berdampak pada kondisi fisik seseorang. Sebenarnya dalam buku Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorder atau DSM (kitab para psikolog dalam menentukan diagnosis) gak tercantum anxiety attack sebagai diagnosis tunggal. Akan tetapi dalam buku tersebut terdapat 'bab' berisikan berbagai kategori anxiety disorder atau gangguan cemas seperti: generalized anxiety disorder, separation anxiety disorder, agoraphobia, panic disorder, social anxiety disorder, dan specific phobia.
Kamu mungkin justru lebih familiar dengan panic attack atau panic disorder.Memang gejala keduanya mirip-mirip. Ketika gejala kecemasanmu semakin intens, inilah yang dirasa seperti sebuah "serangan". Berbeda dengan panic attack yang mendadak bisa datang tanpa ada sebab yang pasti (bahkan di saat kamu baru bangun tidur), anxiety attack memiliki sebab yang pasti, dimana penyebab tersebut 'berkembang' menjadi semakin parah. Sepertinya semua ini terjadi bermula dari Riley yang mengetahui bahwa dirinya akan sendirian di SMA barunya tanpa Grace dan Bree. Namun anixety attack yang semakin parah bisa mengantarkan seseorang tersebut untuk mengalami panic disorder.
Ketika tangan Riley mulai menyentuh permukaan tempat dia duduk dan juga stik hockey-nya, dirinya mulai perlahan-lahan mendapatkan 'kesadarannya' lagi. Teknik ini bernama grounding, dimana teknik ini dilakukan dengan cara mengalihkan perhatian dengan memfokuskan pada penggunaan salah satu, beberapa, atau kelima panca indera (sentuhan, pengelihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa) sekaligus. Dalam film, Riley menggunakan panca indera berupa sentuhan. Pikiran yang berkelana kemana-mana dan bikin cemas, akan terfokuskan untuk memikirkan rasa maupun tekstur ataupun bentuk dari sesuatu yang ditangkap oleh panca indera. Teknik grounding bisa digunakan dalam keadaan cemas yang intens. Selain itu, Riley juga mengatur nafasnya. Mengatur nafas adalah salah satu teknik relaksasi yang sangat tepat dilakukan ketika sedang merasakan cemas.
Anxiety punya tempat duduk khusus di ruang konsol!
Menjelang akhir, Anxiety bahkan masih sempat beberapa kali mencemaskan akan nasib Riley, yang kemudian buru-buru ditenangkan oleh Joy. Joy benar, berhasil tidaknya Riley sudah merupakan diluar kendali mereka. mereka hanya bisa melakukan yang terbaik sebisanya. Joy menyuruh Anxiety untuk mundur dan duduk di kursi khusus bak seorang ratu!
![]() |
Si oranye Anxiety (sumber: dexerto.com) |
Anxiety duduk di sofa empuk yang sudah dilengkapi dengan pemijat, ditemani dengan minuman teh dan berbagai amunisi untuk membuatnya lebih "rileks". Hal ini sama seperti kita, ketika merasa cemas dan overthinking. Semua otot terasa tegang hingga jantung berdebar. Sesuatu yang perlu dilakukan di situasi seperti ini adalah membuat semua otot kita menjadi rileks, sehingga kita lebih tenang.
Ingat ya, ditenangkan dan bukan dihilangkan. Soalnya keberadaan emosi cemas itu memang tetap diperlukan oleh manusia. Sebenarnya dia adalah emosi natural manusia yang berfungsi untuk memproteksi dari hal hal yang mungkin akan terjadi di masa depan, dengan cara mempersiapkannya terlebih dahulu. Emosi Anxiety dalam Inside Out 2 ini ingin Riley menjadi lebih waspada terhadap berbagai kemungkinan yang bisa terjadi, dimana apa yang Riley lakukan akan berpengaruh pada masa depannya. Itu sebabnya Anxiety memegang kendali untuk membuat Riley bisa menghindari langkah salah, dan mengantarkannya pada kesempatan yang lebih baik, dalam film ini, adalah relasi pertemanan Riley.
Emosi cemas ini membuat kita akhirnya memiliki backup plan, atau lebih teliti lagi dalam melakukan sesuatu hal dalam hidup. Seperti dalam film, Anxiety mengingatkan bahwa akan ada ujian mendatang sehingga harus mempersiapkan diri kalau gak mau terjadi hal-hal semacam gagal tes atau gak lulus, seperti yang ada pada bayangan si cemas.
Puberty memang se-chaos itu, saudara-saudara!
Dari dulu hingga sekarang, masa remaja tetap menyandang status sebagai masa yang penuh storm and stress. Memang tahapan usia manusia lainnya juga penuh dengan berbagai ups and down, juga dengan berbagai tekanannya. Akan tetapi gak ada yang bisa mengalahkan betapa roller coster-nya masa remaja. Kalau dianalogikan lagi naik pesawat, banyak turbulensinya! Dalam film ini semua divisualkan sebagai konsol yang 'terlalu sensitif' ketika disentuh, seperti ketika Anger hanya menyentuh sedikit namun reaksi Riley justru sangatlah berlebihan.
Apa sebenarnya yang bikin mereka begitu membingungkan, terutama bagi orang dewasa? Pertama, mereka berada di tengah-tengah antara bukan anak-anak dan belum dewasa. Jadi peraturan yang diterapkan pada mereka terasa sangat ambivalen. Di sisi lain mereka harus bisa berangkat sekolah sendiri, namun mereka gak boleh bawa kendaraan sendiri karena belum punya SIM. Remaja berada di posisi yang mengikuti peraturan versi anak-anak sudah ketuaan, tapi untuk menjalani peraturan hidup orang dewasa dirasa belum siap. Bingung, ya?
Belum lagi dengan berbagai perubahan fisik yang terjadi, pun dengan konsekuensinya baik untuk dirinya sendiri maupun dengan kehidupan sosialnya. Saat masih anak-anak bodo amat kemana-mana gak dandan, semenjak remaja jadi at least dandan dikit-dikit biar gak dikatain buluk. Kayak Riley yang menyadari kalau badannya bau. Yup, saat remaja memang saat dimana sedang 'maksimal' baunya, yang disebabkan karena hormon, padatnya aktivitas remaja yang bikin keringat membanjir, dan kemampuan self hygiene yang belum terbentuk (contoh: pakai deodoran).
Hal ini yang membuat remaja itu rentan mengalami rasa cemas. Mereka mencemaskan perubahan tubuhnya, pertemanannya, sekolahnya, masa depan, dan lain sebagainya. Ingat, penerimaan pertemanan adalah segalanya dalam dunia remaja. Sama seperti halnya Riley yang mewarnai sebagian helai rambutnya dengan warna merah, untuk menjadi identitas bahwa dia bersama dengan teman-teman Firehawks.
Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022 yang merupakan survei kesehatan mental nasional pertama yang mengukur mengenai kesehatan mental remaja, memberikan hasil data bahwa remaja usia 10-17 tahun, memiliki masalah kesehatan mental, dengan gangguan mental yang tertinggi adalah gangguan cemas! Pantesan di film Inside Out 2 ini, rombongan emosi baru Riley di ketuai oleh Anxiety. Ternyata memang banyak banget hal-hal yang bikin remaja merasakan cemas.
![]() |
Rombongan emosi baru dengan Anxiety sebagai lead (Sumber: people.com) |
Emosi dalam pikiran ibu Riley bahkan ternyata sudah mempersiapkan masa ini, sampai mem-briefing ke emosi lainnya kalau "Ini adalah waktunya, dan kita harus menghadapi ini at least sampai 10 tahun kedepan". Hal ini menandakan memang masa remaja ini memang akan datang dan harus dihadapi oleh anak. Orang tua bertugas untuk menjadi mentor sekaligus teman bagi anak, dalam menghadapi masa membingungkan tersebut.
![]() |
Emosi dalam pikiran ibu Riley yang kayak lagi arisan (sumber: mickeyblog.com) |
Btw, ada yang tahu kenapa emosi dalam pikiran ibu Riley dipimpin oleh Sadness? Coba jawab, ya!
Ending, gak ada emosi yang sia-sia!
Kesimpulannya adalah pada akhirnya semua emosi itu sebaiknya sangatlah bermanfaat untuk seseorang, asalkan sesuai porsinya. Bahkan emosi yang gak mengenakkan macam disgust atau anger pun juga memiliki tugas sendiri dalam membentuk respon emosi Riley. Coba bayangkan kalau gak ada embarrassment? Pas di tegur pelatih karena foto-foto konyol di loker, si Riley akan tetap ketawa ngakak. Gak sopan kan? Dimarahin pelatih, malah ketawa-ketawa. Emosi malu ini akan jadi pembelajaran untuk Riley supaya bisa menempatkan diri dengan lebih baik di kemudian hari.
Tapi suatu emosi terlalu condong pun kurang baik. Kamu bisa bayangkan kalau emosi sedih melingkupi terus menerus, bisa bertransformasi menjadi gangguan mood seperti depresi. Begitupun semisal emosi Anger yang mendominasi, kamu bakal jadi orang yang emosian all day, dan bikin orang sekitar jadi gak nyaman.
![]() | ||
|
Ini yang mungkin mulai disadari oleh Joy, yang selama ini menjadi lead dari emosi dasar Riley. Meski pada awalnya Joy salah mengerti, mengira bahwa semakin dewasa, kamu akan merasakan less joy (ihiks tapi kadang benar! :( ) namun ternyata bukan berarti emosi Joy sudah gak dibutuhkan lagi. Joy pada akhirnya mengerti bahwa semakin dewasa Riley, maka semakin banyak emosi yang muncul untuk bisa merespon situasi dengan tepat. Bahkan emosi tersebut bisa bertransformasi!
Contohnya seperti Anger yang mendadak bilang kalau dia gak mesti selalu marah-marah. Ini seperti emosi Anger dalam pikiran ayah Riley yang sudah tumbuh kumis dan menjadi lead, sehingga cenderung berubah dari marah ke arah tegas, memimpin, dan bijaksana. Yah, seperti selayaknya seorang figur ayah sebagai kepala rumah tangga.
![]() |
Emosi dalam pikiran ayah Riley, ruangannya ala office banget (sumber: pixar.fandom.com) |
Kesimpulan dari semua review ini adalah kamu harus nonton film ini, sih. Film ini gak hanya menyenangkan untuk ditonton oleh anak-anak, namun juga untuk yang sudah dewasa. Hope you like it like i do!
Komentar
Posting Komentar