Tugas Kuliah: Five Stages Of Grief (5 Tahap Berduka)

sumber: unsplash.com/@benwhitephotography


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), berduka berasal dari kata duka yaitu sedih hati atau susah hati. Maka jika ada tambahan "ber" di bagian depannya, itu berarti sedang mengalami atau merasakan kesedihan atau kesusahan hati. 

kalau ada berita tentang kepergian seseorang, kita selalu membalas dengan "turut berduka cita, ya". Artinya adalah kita ikut serta merasakan keberdukaan orang tersebut, alias kita ikut merasa sedih atau ikut merasakan kehilangan. Tapi sebenarnya, apa sih yang dirasakan oleh orang yang sedang berduka? 

Sebenarnya yang dirasakan orang yang sedang berduka itu gak hanya sedih, tapi lebih kompleks! Kalau di ilmu psikologi ada yang namanya five stages of grief atau lima tahap berduka. Seorang psikiater berdarah swiss-lah yang pertama kali memunculkan teori ini, yaitu Elisabeth Kubler-Ross.

Sebelum kita bahas satu per satu, mungkin kamu perlu melihat dulu tanda atau gejala dari orang yang sedang berduka:

  1. Menangis
  2. Sakit kepala
  3. Kesulitan tidur
  4. Mempertanyakan tujuan hidup
  5. Mempertanyakan keyakinan spiritual Anda (misalnya, keyakinan Anda pada Tuhan)
  6. Perasaan tidak terikat
  7. Isolasi dari teman dan keluarga
  8. Perilaku tidak normal
  9. Khawatir
  10. Kecemasan
  11. Frustrasi
  12. Kesalahan
  13. Kelelahan
  14. Amarah
  15. Kehilangan selera makan
  16. Sakit dan nyeri

Mungkin kamu bingung, kenapa kok orang berduka ada perasaan marahnya? ada perilaku yang aneh? Nah, coba kita bedah satu-satu tiap tahapnya, ya!

Tahap Denial
sumber: unsplash.com/@dariusbashar

Kepergian orang yang kita sayang bisa saja terjadi secara mendadak, bagaikan petir di siang hari. Siapa yang menyangka jika saat pagi harinya baik-baik saja, mendadak di sore hari sudah berbeda ceritanya? Tentu saja akan menimbulkan kebingungan dan juga respon syok atau terkejut. Di tahap ini, biasa terjadi di awal mendengar kabar. Orang tersebut akan merasa bahwa ini tidak benar, ini hanya prank belaka, ini bukan kenyataan, ini hanya mimpi, dan segenap respon penyangkalan lainnya.  Kalau di sinetron, ini digambarkan dengan scene dimana si aktor/aktris akan berkata "enggak, enggak, ini enggak mungkin terjadi!!!" sambil menangis dan berteriak.


Tahap Anger

sumber: unsplash.com/@yogendras31

Orang berduka kok marah, sih? Iya, orang yang sedang berduka juga merasakan marah. Marah ke siapa? Ke siapapun yang sekiranya membuat ini semua terjadi. Bisa jadi marah dengan anak, tetangga, bahkan kepada Tuhan. Pernah tahu kan ya, ada orang yang menyalahkan Tuhan karena telah mengambil orang yang disayanginya? Kalimat seperti "Tuhan, kamu jahat! kamu ambil ibuku yang paling ku sayang. Kenapa gak ibu orang lain saja?!"


Tahap Bargaining 

sumber: unsplash.com/@marcospradobr

Ketika orang tersebut merasa bahwa marah dan menyangkal itu gak ada gunanya, maka mendadak orang tersebut ada di titik rendah. Merasa gak berdaya untuk menghadapi ini semua. Yang awalnya marah kepada Tuhan, berbalik untuk memohon pada-Nya. Sering dengar kalimat seperti "Tuhan, kalau saja bisa dikembalikan tiga jam sebelum ini semua terjadi, aku pasti akan bla bla bla". 
Jadi, bisa dibilang ini adalah tahap negosiasi pada Tuhan. 

Sayangnya, ini adalah tahapan harapan palsu. Tentu saja kamu tidak bisa menegosiasi takdir dari Tuhan. Tentu saja orang tersayangmu tidak bisa kembali, hanya karena kamu 'berjanji' untuk merubah menjadi lebih baik. 

Tahap Depression

sumber: /unsplash.com/@cferdo


Nah, inilah yang dilihat oleh orang lain sebagai tahap berduka. Perasaan kosong nan hampa, serta hilangnya semangat untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tapi kembali pada konsep psikologi, apakah di tahap depresi ini orang tersebut hanya tidur-tiduran saja di rumah? Tentu tidak. Mereka tetap beraktivitas dan mungkin saja bekerja, namun perasaannya masih mengganjal dan diliputi awan mendung. Di tahap inilah yang terkadang, orang bisa mengambil keputusan nekat seperti bunuh diri untuk menyusul orang yang terkasih dan sebagainya. 


Tahap Acceptance

sumber: unsplash.com/@everythingcaptured

Inilah tahap akhir dari keberdukaan, yaitu penerimaan. Tapi jangan dibayangkan jika tahap ini adalah tahap dimana orang tersebut sudah melupakan kejadian tersebut dan tidak merasa sedih lagi. Kalau indikatornya itu, maka tidak banyak orang yang berhasil melewati tahap keberdukaan ini.
Tahap penerimaan adalah tahap dimana orang tersebut memahami kenyataan yang terjadi, berusaha berdamai dengan keadaan, dan mencoba menata kembali hari kedepannya.

Di tahap ini yang paling kentara adalah emosi yang sudah lebih stabil, sehingga memungkinkan kamu untuk berpikir secara lebih logis. Kamu mungkin telah menyadari bahwa sebagaimanapun kamu memohon, kamu gak akan bisa menghidupkan kembali orang yang kamu sayangi. Bahkan kamu sedang menata diri untuk bangkit dari keterpurukanmu kemarin. Kamu tentu akan memikirkan ini, karena hidup tetap berjalan, bukan?

Itulah dia tahap-tahapan dari orang yang sedang berduka. Dalam perjalanannya, tidak selalu berprogres maju. Bisa jadi, orang yang berada di tahap bargaining, kembali lagi ke tahap sebelumnya. Yup, perjalanannya tidak selalu mulus. Dan it's okay!

Buat kamu yang sedang berduka, akan sangat penting untuk kamu tahu sedang berada di tahap mana. Setidaknya, kamu tahu jika ini adalah sebuah tahapan, yang pasti bisa kamu lewati dan akhiri. Sementara untuk kamu yang sedang menemani orang yang berduka, pastikan kamu mendukung mereka sesuai dimana tahapan mereka berada saat itu, ya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Film Psikologi Hari Ini: Dua Hati Biru (2024)

Review Film Psikologi Hari Ini: Joker: Folie à Deux (2024)

Review Film Psikologi Hari Ini: Inside Out 2, Pubertas Riley hingga Anxiety Attack! (2024)